Kenapa Menwa Sukabumi, harus optimis bisa maju bahkan lebih hebat daripada Menwa lainnya?
Sumber gambar: Istimewa |
Dilihat dari dimensi geostrategis dan geopolitis, wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi memiliki potensi dan kedudukan yang luar biasa penting bagi kemajuan wilayah Jawa Barat bahkan Indonesia. Selain memiliki potensi GURILAPS (Gunung-Hutan-Rimba-Laut-Pantai-Sungai) yang luar biasa, juga memiliki wilayah industri yang cukup luas, dimana perusahan-perusahaan besar seperti Chevron, group Indo, Danone, Perusahaan tambang , group2 Hotel besar bisa berada dan beroperasi di Sukabumi.
Dengan dukungan 2 pemerintah daerah (Pemda Kota dan Pemda Kabupaten), 2 komando terirorial TNI (Kodim 0607 & 0622), 2 Polres (Kota & Kabupaten), serta instansi lain yang strategis seperti Yonif 310, Yon Armed 13/ , Sat Radar 216 Cibalimbing, Puslatpur Marinir Cibenda, BNN dan lain sebagainya, maka kehidupan mahasiswa kampus dan generasi muda lainnya di wilayah Sukabumi bisa lebih dinamis dan kreatif.
Dari sekian sebaran unit kegiatan mahasiswa di kampus, Ada segmen kegiatan Mahasiswa yang khusus di bidang bela negara, yang selama ini dimotori oleh Resimen Mahasiswa. Tak jarang pihak lain menyebutnya sebagai mahasiswa plus bagi mahasiswa yang ikut menjadi Menwa, karena kelebihannya mendapat gemblengan kemiliteran, yang diharap pada skala tertentu dapat menjadi atau sebagai ornamen komponen pendukung pada sishankamrata.
Bila melihat potensi wilayah yang demikian unggul, besar kemungkinan bagi para penggiat bela negara ini bisa mengakses dan mendayagunakan seluruh stakeholder yang ada, baik yang di pemerintahan maupun swasta untuk berkontribusi mengembangkan dan mempertahankan eksistensi Menwa Sukabumi di hampir setiap moment dan event.
Belum lagi potensi dukungan berupa ide-ide konstruktif, gagasan-gagasan cemerlang serta akses-akses alternatif dari para senior Menwa yang berdomisili tinggal maupun berdomisili kerja di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, baik senior yang berasal dari Satuan-satuan Menwa Sukabumi maupun asal satuan luar Sukabumi.
Segenap potensi tersebut adalah "harga" yang tidak mudah ditandingi oleh Menwa lain di luar Sukabumi.
Pekerjaan rumah terbesar bagi siapapun yang berniat memajukan Menwa Sukabumi adalah, memberikan pemahaman yang utuh (konfrehensif) dan holistic tentang Kemenwaan kepada adik-adiinya Menwa Aktif, agar tidak memandang Menwa itu dari satu sisi saja atau absurd, sehingga terkesan seperti kerdil dan kering secara emosional.
Penyampaian kemenwaan tersebut sebaiknya dilakukan secara inklusif, teduh, sejuk dan kekinian agar bisa menyentuh kesadaran terdalam dari para Menwa aktif maupun calon Menwa. Kita harus Lebih mengedapankan dialogis (pembicaraan 2 arah) daripada otoriter (pembicaraan 1 arah), lebih mendahulukan suri teladan (memberi contoh) daripada perintah atau cemooh. Satu contoh akan lebih berkesan dan berbekas daripada seribu perintah.
Karena bagi yunior/menwa muda, mereka lebih akan melaksanakan apa yang dilihatnya daripada apa yang didengarnya, ini kecenderungan psikologis dari generasi milenial, kita harus memaklumi hal ini.
Upaya untuk membangun dan menumbuhkan rasa percaya diri agar bisa mengelola akses jaringan yang bisa membantu aktifitas kemenwaan adalah jauh lebih penting daripada memberinya "hasil"atau "cash", agar pola pikir mereka bukan tertumpu pada segala sesuatu itu harus berbasis pada anggaran, tapi mestinya berbasis pada kedekatan emosional, yakni pemeliharaan jaringan (network), hubungan baik dengan segala/berbagai kalangan dan pihak.
Uang memang segalanya di jaman ini, namun kenyataanya: tidak semua masalah bisa selesai dengan uang atau anggaran, tapi banyak hal bisa tercapai dengan pengelolaan jaringan yang luas dan kuat. Untuk itu segala hal yang bisa memperluas dan menperkuat jaringan dengan segala pihak adalah perkara yang harus menjadi prioritas utama dari agenda kerja para senior maupun Menwa aktif.
(penulis adalah mantan Anggota Menwa Batalyon 2/ Unpad, pemerhati lingkungan, sahabat Menwa Sukabumi, tulisan tidak dimaksudkan mengkritik/menegur siapapun/pihak manapun, hanya tulisan bebas berdasar pada perjalanan yang telah dilalui)