BUNG KARNO, IBU FATMAWATI, BAYI GURUH, BUNG HATTA DICULIK
Oleh : Ahmad Mansur Suryanegara
Pada 7 dan 8 RAMADHAN 1364, atau 15-16 Agustus 1945, diculik oleh Komunis, dan Sosialis Tentara Peta Sukarni di bawah komando Tan Malaka dan Wikana yang Pro Sekutu. BUNG KARNO dialognya dgn Sukarni, menyebut nama kelompok Sosialis, nama Sutan Syahrir sebelum diculik bergerak ke Rengasdengklok.
Perang Dunia II (1939-45) menjadikan Uni Soviet Rusia bergabung dgn AS, Inggris, Perancis serta Belanda dan negara Eropa lainnya dlm Alied Forces - Sekutu, melawan Jerman, Italia, Jepang dlm Axis Pact - Pakta Poros.
PKI yang menginduk ke Rusia, bergabung dgn Belanda di Australia, bersama negara ABCD -America, British, China, Ducth melawan Jepang Dai Nippon dlm Perang Asia Timur Raya atau Pasifik (1941-45).
Kelompok Sekutu mengadakan Perjanjian Posdam 1944. Bila Perang Dunia II selesai negara penjajah menerima kembali jajahannya. Kerajaan Protestan Belanda akan menerima kembali Hindia Belanda atau Indonesia.
Ternyata Jerman, Itali, menyerah terlebih dahulu. Jepang baru menyerah 14 Agustus 1945 setelah, 6, 9, Hirosyima Nagasaki di bom atom oleh Amerika Serikat.
Di bawah kondisi yang demikian, BUNG KARNO dipanggil Jendral Terauchi di Saigon 10 Agustus 1945, untuk menerima penjelasan ttg " Janji Kemerdekaan " dgn wilayah meliputi seluruh Nusantara, Filipina, Malaysia, Singapora, Brunei, Sabah, Timor Potugis.
BUNG KARNO mengadakan kontak para Ulama. Antara lain, KH HASYIM ASY'ARI NU, ABDUL MUKTI Muhammadiyah, dan KIAI Sukanegara Cianjur.
Dari KIAI ABDUL MUKTI mendapat pesan, Proklamasi sebaiknya 9 RAMADHAN 1364, Jumat Legi, 17 Agustus 1945. Kalau tidak, akan menunggu waktu yang mustari tiga ratus tahun lagi.
BUNG KARNO BUNG HATTA tetap siap akan Proklamasi sesuai dgn pesan Ulama. Di saat menanti diculik, 15 Agustus oleh kelompok Komunis yang pro Rusia, anti Proklamasi. Disembunyikan di Rengasdengklok. Baru dibebaskan oleh Mr AHMAD SUBARDJO dari Angkatan Laut. Dibawa ke rumah kediaman Laksamana Maeda. Di sini, disiapkan teks Prokkamasi oleh BUNG KARNO BUNG HATTA. Sambil makan sahur. Draf Teks Proklamasi ditulis tangan BUNG KARNO, kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Paginya, jam 10 Pagi, 9 RAMADHAN 1364, Jumat Legi, 17 Agustus 1945, teks Proklamasi berhasil dibaca oleh BUNG KARNO dan disaksikan oleh BUNG HATTA. Dan Sang Saka Merah Putih dikibarkan dgn Tiang Bambu. Selesai pembaca, baru dilakukan Penanda Tanganan oleh kedua Proklamator.
Renungan.
Kelompok Komunis Wikana, Tan Malaka, Sukarni dan kelompok Sosialis Pro Sekutu, walau mendapat dukungan kelompok Tentara Peta, akan menggagalkan Proklamasi 17 Agustus 1945 dgn menculik Proklamator 15 Agustus 1945 ke Rengasdengklok, usahanya gagal.
Ternyata BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA, Proklamasi dapat dilaksanakan pada Puluhan Pertama, 9 RAMADHAN 1364 sbg Puluhan RAHMAT ALLAH.
Gagallah upaya kelompok Komunis, Sosialis, walau didukung oleh kekuatan Sekutu yang akan melaksanakan Perjanjian Posdam, kembalinya penjajahan.
WAHID HASYIM dari NU, KI BAGUS HADIKUSUMO, KASMAN SINGODIMEDJO dari Perserikatan MUHAMMADIYAH, menjadikan RI memiliki ideologi PANCASILA dan konstitusi UUD1945, untuk disah oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, pada 10 RAMADHAN 1364, Sabtu Pahing, 18 Agustus 1945.
Dituliskan pada Bab XI Pasal 29, judul Agama. Isi butir kesatu Negara Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan pada Pembukaan UUD 1945, Kemerdekaan Indonesia BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA.
PULUHAN PERTAMA RAMADHAN 1364, bangsa dan negara Indonesia MERDEKA. Terbebas dari segenap penjajahan Barat Kerajaan Protestan Belanda dan Timur Kekaisaran Shinto Jepang. Dan tergagalkan pula upaya kelompok Komunis dan Sosialis Pro Sekutu.
REPUBLIK INDONESIA didirikan dengan Ibu Kota JAKARTA. Dan nama JAKARTA terjadi, sbg rasa syukur terbebas dari penjajahan Kerajaan Katolik Portugis, pengganti nama Kalapa dgn FAT-HAN MUBINA ( QS 48:1) atau JAYAKARTA. Maknanya Kemenangan Paripurna. Perjuangan pembebasan dari penjajahan ini dipimpin oleh SYARIF HIDAYATULLAH atau SUNAN GUNUNG JATI, Cucu PRABU SILIWANGI bersama FATAHILLAH.
Sekarang, Jasa Akbar para ULAMA dan SANTRI DILUPAKAN sbg dampak dari sistem DEISLAMISASI penulisan Sejarah Indonesia.