Situs Gunung Padang Disebut-sebut Sebagai Situs Tertua Di Dunia
Situs Megalitikum Gunung Padang ||foto Dida Aditia |
Situs megalitikum ini berada pada area seluas 3 ha dengan luas kompleks
utamanya sekitar 900 meter persegi pada ketinggian 885 mdpl. Keberadaannya
diprediksi sudah ada sejak 5200 SM, lebih tua dari Candi Borobudur dan Piramida
Giza di Mesir. Diperkirakan semasa dengan situs Gobekli Tepe di Turki yang
dibangun sekitar 8000 SM.
Dilihat dari arsitekturnya, bagian sisi tenggara teras 5 ke bawah Situs
Megalitikum Gunung Padang ini terdapat 20 tingkat terasering punden berundak
yang menunjukkan pembangunannya dilakukan dengan budaya gotong royong menggunakan
teknologi maju pada masa itu. Asumsi tersebut diperkuat oleh adanya aliran
sungai di bawah situs ini.
Menurut para ahli dari tim terpadu riset mandiri situs gunung padang, batu-batu
tersusun pada situs ini diperkirakan dibangun pada masa yang berbeda dengan melibatkan
beberapa generasi kebudayaan. Hal itu dibuktikan secara ilmiah melalui uji
dating Laboratorium Batan (Indonesia) dan Laboratorium Beta Analytic Miami,
yang menunjukkan bahwa material paleosoil pada kedalaman 4 meter pada coring
bor 1 berusia 5500 +130 tahun yang lalu. Sedangkan pengujian material pasir dari
kedalaman 8 meter hingga 10 meter pada lokasi coring bor 2 berusia 11000 + 150
tahun.
Keberadaannya kini masih menjadi teka-teki dan kontroversi. Namun fakta
lain juga menyebutkan bahwa keberadaan Gunung Padang sebenarnya sudah diakui
pada tahun 1914 dalam Rapporten van de Oudheidkundige (ROD) Buletin Dinas
Kepurbakalaan, yang menuliskan tentang keberadaan situs ini pada tahun 1914.
Setelah itu, sejarawan asal Belanda juga menyingung situs megalitikum ini pada
tahun 1949, yang kemudian melakukan penelitian dan tindak lanjut situs ini pada
tahun 1979 diadakan.
Sementara dilain sisi, penduduk sekitar sudah sejak lama mengeramatkan
Gunung Padang sebagai tempat Prabu Siliwangi. Menurutnya, bahwa prabu siliwangi
lah yang membangun istana dalam waktu semalam di lokasi yang sekarang dikenal
sebagai situs gunung padang.
Sebenarnya, menurut para ahli yang meneliti situs ini, sekitar 200 tahun
SM Gunung Padang sudah digunakan sebagai tempat pemujaan dan bermusik oleh masyarakat
yang bermukim di tempat itu. Dari hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky
Situngkir, menunjukkan adanya kemunkinan pada periode peninggalan megalitikum
terlibatnya musik pada batu balok yang tersebar di situs gunung padang.