Sawala di Patilasan Embah Dalem Batu Tulis: Penggiat Budaya Bogor Peduli Bencana
Bunda Ully Siregar patilasan Embah Dalem Batu Tulis Lawang Gintung Bogor, Kamis (13/12) |
Hadir pada acara tersebut perwakilan ormas penggiat kasundaan, budaya, pencak silat, serta beberapa tokoh seperti Ki Atma Wirya ketua umum BBRP, Karyawan Faturahman Pupuhu Sunda Langgeng Wisesa, Bunda Ully Sigar Rusady Tokoh MCKN, Ki Iman Sobari tokoh spiritual, Ki Pamanahan Rasa, Ki Tapa Umbara ( Bandung ), Ki Goler Pupuhu Kitapak, Disparbud Kota Bogor, serta Tjetjep Thoriq sebagai penggagas acara.
Pada kesempatan tersebut, Bunda Ully Sigar mengatakan saat ini tengah terjadi Kahabu, suatu cara untuk menghancurkan sejarah asal muasal kita, entah siapa yang menjadi dalang dibalik ini. Juga sedang terjadi pemutusan silaturahim antar komponen warga masyarakat. "Banyak tempat-tempat bersejarah yang tergerus untuk kepentingan pribadi, kelompok dan bisnis, sehingga generasi kita tidak tau lagi asal usulnya", terang Ully. Tempat seperti patilasan batu tulis ini, Sepakat harus menjadi cagar budaya, tambahnya.
"Bogor adalah suatu tempat yang patut dipertahankan, untuk menjaga tradisi leluhur
kita sedang melaksanakan juga Kibar Pajajaran", ungkapnya.
tampak sejumlah penggiat budaya hadir di situs patilasan Embah Dalem Batu Tulis Lawang Gintung Bogor |
Ki Tapa Umbara dalam kesempatan tersebut menambahkan bahwa UU nomor 5 tahun 2017 seyogyanya dapat menjadi pilar untuk melakukan penguatan budaya.
Kepada pers, Tjetjep Tjoriq, penggagas acara sawala tersebut mengatakan bahwa Kami budayawan sepakat untuk membentuk yayasan untuk melakukan perawatan terhadap situs-situs peninggalan Pakuan Pajajaran. Juga akan melakukan Inventarisasi situs yang ada di Bogor.
"Wewengkon Batutulis akan di jadikan wilayah adat, dan kami berkeinginan adanya tempat yang dapat dijadikan tempat beraktivitas budaya dan adanya Musium Pajajaran", katanya. *ASP*