Breaking News

Karakteristik Pepohonan di Surga

HASMI,- Pepohonan di surga sangat rindang, daunnya senantiasa indah menghijau dan tidak akan pernah kering, dan batang pohonya terbuat dari emas yang indah dipandang.

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), naungan yang terbentang luas, air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) serta tidak terlarang mengambilnya”. [QS. al-Waqi’ah (56): 27-33]

Nabi _solallohu 'alaihi wa sallam_ bersabda dalam sebuah hadits:
 “Tidaklah satu pohon di surga melainkan batangnya dari emas”. (HR. Tirmidzi)

Tentang rindangnya pohon di surga, Rosululloh _solallohu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
 “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang naungannya tidak berakhir dilintasi oleh pengendara selama seratus tahun perjalanan.” (HR. Bukhori dan Muslim)

*BUAH-BUAHAN DI SURGA SANGAT SEGAR DAN MUDAH DIPETIK*
Buah-buahan di surga telah Alloh sediakan untuk menambah kelezatan Ahlul Jannah, mereka akan menikmati buah-buahan yang segar dan mudah dipetik dari dahannya, bukan karena rasa lapar mereka memakan buah melainkan karena mereka ingin menikmati rasanya yang istimewa dan kesegarannya yang menggoda.

Alloh _subhanau wa ta'ala_ berfirman:
“Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa....” [QS. al-Baqoroh (2): 25]
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas serta sejumlah sahabat ber-pendapat, maksud kata serupa di dalam ayat tersebut adalah dalam hal warna, sedangkan cita rasanya tidak sama.

*TANAMAN DI SURGA, BISA TUMBUH DALAM SEKEJAP*
Tanaman surga adalah tanaman yang indah, buahnya banyak dan bisa tumbuh dalam sekejap bagi siapa saja yang menginginkannya.
Di dalam shohih Bukhori diriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi   bercerita, sementara  di sampingnya ada seorang Arab Badui:
 ‘’Beliau menceritakan bahwa seorang lelaki penghuni surga meminta izin kepada Alloh _subhanahu wa ta'ala_ untuk bercocok tanam. Alloh bertanya, “Bukankah kamu sudah menda-patkan semua yang kamu inginkan?” lelaki itu menjawab, “Betul, tapi aku ingin bercocok tanam”. Lalu lelaki itu memilih benih dan menanamnya. Dalam sekejap mata, benih itu tumbuh dan menghasilkan buah yang sangat banyak, bagaikan gundukan gunung. Alloh _subhanahu wa ta'ala_ berfirman, “Ambillah, hai Bani Adam! Engkau memang tidak pernah merasa kenyang!”

Kemudian orang Arab Badui itu berkata: “Wahai Rosululloh, sesungguhnya aku tidak mendapati orang seperti itu kecuali dari kalangan Quraisy atau orang Madinah karena mereka senang bercocok tanam, adapun kami bukanlah golongan yang senang bercocok tanam,” maka Rosululloh solallohu 'alaihi wa sallam pun tertawa mendengarnya.” (HR. Bukhori)